"Assalamu'alaikum...WeLcOm3 iN Nisa's BloG....n_n...!"

ReLiGiOn IdoL

ReLiGiOn IdoL

KARA Jumping n Mister

Minggu, 07 September 2008

“My HeArt AbOuT yOu”

TaDi ku jUmpa Dg Dia

Dia yG LaMa jaDi peNggAnjaL dAda,

PeMbErOnTak BaTiN

dAri LaMaNya nYeNyak dUsTa

Tak AdA kAtA LebiH

PenCipTa sUaSaNa hAti sELaiN

gELora , suka , bAhaGia

InGin RaSanYa tEriAk

“ Saya Suka Bertemu Kamu”

HoW LoNg Will I be WaiTiNg

Until The EnD oF FiNe

I dOn’t kNow WhY I’m StiLL wAiTing

I cAn’t mAkE yoU mInE ?

Can I mAkE yOu mine ?

I’m aDdiCtEd To You

I’m TryiNg tO fOrGet tHat I’m aDdiCted to YoU

But I wAnt it And I nEed it

I’m aDdiCteD to You

hEaRtbReAkEr

I’m AdDiCtEd to You

Senin, 28 Juli 2008

1.1 Sejarah Televisi

Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)

Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)





Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk

Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.

TV ELEKTRONIK
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.

TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.

Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.




TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.

Berpuluh tahun kemudian hingga awal milenium baru abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Tetapi semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki era digital.

TV History 
Citizendium 
AviCenter 

BBC UK

Radio Museum

Micro Magnet

1.2 Proses Kerja TV

Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera

Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.
PRINSIP KERJA TELEVISI
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.
Selain gambar, juga membawa suara ?
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.
Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.

JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI
Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:
NTSC (National Television System Committee)
PAL (Phases Alternating Line)
SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
PALB
NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara. 

Dikutip dari forum-silaturrahmi.blogspot.com


1.4 ALIR KERJA PEMANCAR TV

Pemancar televisi UHV dan VHF

A. Kualitas Penerimaan Siaran Televisi
Besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat dipengaruhi beberapa parameter dari stasiun pemancar yang meliputi antara lain :
Daya pancar
Gain dan sistem antena pemancar
Jarak lokasi pemancar dengan lokasi penerimaan
Frequency saluran yang digunakan
Gain dan antena sistem dari pesawat penerima
Profile chart antara antena pemancar dengan antena pesawat penerima
Ketinggian lokasi pemancar terhadap lokasi penerima
Apabila dinyatakan dalam rumus, dapat kita lihat dengan jelas parameter-parameter yang berpengaruh pada penerimaan signal siaran televisi :
Pfs(db) = Po(db) + Gant Tx(db) – Apl(db) + Gant Rx(db) 
Pfs(db) : Level Field Strength dalam satuan dB
Po(db) : Power Output pemancar dalam satuan dB
Gant Tx(db) : Gain antena pemancar dalam satuan dB
Apl(db) : Anttenuasi Path Loss dalam satuan dB
Gant Rx(db) : Gain antena penerima dalam satuan dB

B. Daya Pancar
Kiranya semua orang tahu bahwa besarnya daya pancar, akan mempengaruhi besarnya signal penerimaan siaran televisi disuatu tempat tertentu pada jarak tertentu dari stasiun pemancar televisi. Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan siaran televisi. Namun demikina besarnya penerimaan siaran televisi tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar.
C. Gain Antena
Besarnya Gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena serta frequency yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun Gain antenanya akan sangat mengecil dari yang seharusnya.
D. Path Loss (redaman Ruang)
Path Loss dapat diartikan sebagai redaman propagasi, yaitu besarnya daya yang hilang dalam menempuh jarak tertentu. Besarnya redaman disamping ditentukan oleh kondisi alam seperti tidak adanya halangan antara pemancar dengan penerima dan kondisi altitude dari masing-masing lokasi maupun antara kedua lokasi, redaman sangat dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dengan penerima dan frekwensi yang digunakan. Dengan tanpa memperhitungkan kondisi alam dan lokasi dimana pemancar dan penerima berada, besarnya Path Loss dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Free Space Loss” sebagai berikut :
A pl(db) = +32,5(db) +(20 log D (km))(db) + (20 log F (Mhz))(db) 

E. Kebutuhan Daya Pancar
Besarnya daya pancar yang diperlukan untuk menjangkau sasaran pada jarak tertentu dipengaruhi antara lain oleh besarnya frekwensi, ketinggian antena pemancar dan antena penerima serta profile antara lokasi pemancar dengan lokasi penerima, serta besarnya level kuat medan yang diharapkan dapat diterima oleh pesawat penerima. Besarnya level kuat medan penerimaan siaran televisi untuk frekwensi band tertentu, CCIR/ ITU-R memberikan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai referensi, namun demikina di setiap negara dapat saja memiliki kebijaksanaan tersendiri tentang kualitas penerimaan siaran televisi yang dikaitkan dengan persyaratan kuat medan minimum. Sampai saat ini di Indonesia belum ada kebijaksanaan khusus mengenai persyaratan minimum kuat medan pancaran siaran televisi yang harus dipenuhi untuk suatu penerimaan siaran televisi yang dianggap baik. Sementara itu, untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perluasan jangkauan digunakan rekomendasi CCIR/ ITU-R sebagai acuan. Dibawah ini sebagai contoh disampaikan daftar kuat medan minimum menurut rekomendasi CCIR dan daftar kuat medan minimum yang digunakan oleh negara Australia.
Untuk menganalisa perbedaan kebutuhan daya pancar antara pemancar VHF dengan UHF dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan propagasi gelombang pada “free space” ataupun menggunakan chart/ grafik propagasi yang disusun oleh CCIR serta dengan memegang variabel-variabel tertentu dalam kondisi yang sama. Pada kesempatan ini marilah kita lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variabel-variabel yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
Jarak pemancar dengan penerima = 20 Km
Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle dan ketinggian antena pemancar dan penerima tidak diperhitungkan
Frekwensi VHF = 200Mhz dan UHF = 500Mhz
Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -30dBm/Z = 50Ohm
Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm 
Gant = Gain antena = 10dB
Po = power output pemancar
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db)
Dengan data sebagaimana tersebut diatas, dapat dihitung kebutuhan power output VHF yang dapat menjangkau sasaran sejauh 20Km adalah sebagai berikut :
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) 
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log200 
Po(db) = -32bdm – 10db + 32,5db + 26db + 46db 
Po(db) = 62,5 dbm = 2,5dbk = 1,8KW
Sedangkan untuk pemancar UHF diperlukan power output sebesar :
Po(db) = Pfs(db) – Gant(db) + 32,5(db) + (20logD(km))(db) + (20logF(Mhz))(db) 
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 20log20 + 20log500 
Po(db) = -27bdm – 10db + 32,5db + 26db + 54db 
Po(db) = 75,5 dbm = 15,5dbk = 35KW
Apabila dilakukan perhitungan dengan menggunakan grafik rumus propagasi gelombang pada “free space” dengan variable-variable yang dipegang tetap yaitu sebagai berikut :
Jarak pemancar dengan penerima = 20Km
Antara pemancar dan penerima tidak ada halangan/ obstacle
Ketinggian antena pemancar = 150meter, dan ketinggian antene penerima penerima = 10meter
Pfs = Field strength untuk VHF = 75dbuV/m = -32dBm/Z = 50Ohm
Pfs = Field strength untuk UHF = 80dBuV/m = -27dBm/Z = 50Ohm 
Gant = Gain antena = 10dB
Po = Power output pemancar
Dengan data sebagaimana tersebut diatas dan dengan menggunakan standard CCIR, besarnya daya pancar dapat dihitung sebagai berikut :
1. Perhitungan Daya Pancar Pemancar VHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 1, dapat dijelsakan bahwa dengan 1 Kw atau 0dbk ERP pada jarak 20Km dengan ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh field strength sebesar 63dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 75dbuV/m pada jarak 20Km diperlukan ERP sebesar 12dBk dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar VHF yang diperlukan sebesar 2dBk atau 1,58KW
2. Perhitungan Daya Pancar Pemancar UHF,Dengan menggunakan grafik pada gambar 2, dapat dijelaskan bahwa dengan 1 KW atau 0dbk ERP pada jarak 20Km denagn ketinggian antena pemancar 150 meter dapat diperoleh Field Strength sebesar 61dbuV/m. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk mendapatkan field strength sebesar 19dbk, dan dengan menggunakan antena pemancar dengan Gain 10dB, power output pemancar UHF yang diperlukan adalah sebesar 9dbk atau 8KW Dari uraian tersebut diatas dapat disampaikan bahwa untuk mendapatkan kualitas penerimaan gambar dan suara yang baik pada jarak yang sama diperlukan daya pancar yang lebih tinggi apabila menggunakan pemancar UHF dari pada apabila menggunakan pemancar VHF.
F. Biaya Investasi
Penggunaan pemancar UHF untuk menjangkau daerah sasaran yang sama jauhnya, diperlukan biaya investasi yang jauh lebih besar daripada menggunakan pemancar VHF. Hal ini sangat wajar karena untuk menjangkau sasaran tertentu pemancar UHF memerlukan daya yang 3 s/d 5 kali lebih besar daripada daya pemancar VHF. G. Kualitas Kualitas hasil pencaran dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Perbedaan yang mungkin terjadi tudak akan dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, tetapi hanya dapat diketahui dengan mengunakan alat ukur. Tidak adanya perbedaan kualitas penerimaan gambar dan suara dari pemancar televisi VHF dan UHF ini barangkali dapat ditanyakan kepada yang sempat melihat siaran televisi Singapore, Malaysia, Jepang ataupun Jerman, dimana perbedaan kualitas penerimaan siaran televisi VHF dan UHF tidak dapat di indentifikasi.
PENGGUNAAN PEMANCAR VHF OLEH TVRI
Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan frekwensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi pada pita frekwensi VHF dan UHF. Sesuai dengan sistem pertelevisian yang dianaut oleh indonesia yaitu CCIR B dan G maka penggunaan frekwensi tersebut telah diatur sebagai berikut :
VHF band I : saluran 2 dan 3VHF band III : saluran 4 s/d 11VHF band IV : saluran 21 s/d 37VHF band V : saluran 38 s/d 70
Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh TVRI di Jakarta dengan menggunakan pemancar televisi VHF. Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat terutama setelah diluncurkannya satelite palapa pada tahun 1975. Pada tahun 1987, yaitu lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah mencapai jumlah kurang lebih 200 stasiun pemancar yang keseluruhannya menggunakan frekwensi VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan alokasi frekwensi pada pita UHF. Kebijaksanaan penggunaan pita frekwensi VHF untuk TVRI dan UHF untuk swasta pada saat itu dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang menguntungkan negara sebagai berikut :
Jumlah saluran TV pada pita VHF yang jumlahnua hanya 10 saluran hampir seluruhnya telah digunakan untuk 200 stasiun pemancar terutama di pulau Jawa, maka pemancar TV swasta yang pertama dan berlokasi di Jakarata dialokasikan pada pita frekwensi UHF.
Pemancar VHF lebih ekonomis dan tidak berbeda kualitasnya dengan pemancar TV UHF sangat cocok unruk stasiun penyiaran pemerintah yang terbatas dana pembangunannya.
Kesinambungan pemeliharaan dan penggantian pemancar TVRI yang 70% adalah buatan LEN sangat didukung oleh hasil produksi LEN yang belum memproduksi pemancar UHF.
TVRI terus memperluas jangkauannya sampai ke pelosok tanah air dimana saat itu masih banyak masyarakat di daerah yang belum mampu membeli pesawat TV berwarna dan pada saat itu pesawat hitam putih hanya dapat menerima saluran VHF.




1.3 HDTV

HDTV adalah merupakan media komunikasi baru dan teknologinya
  masih dalam proses penggarapan yang sangat ramai, terutama pada awal
 dekade ini. Secara singkat sejarah perkembangan HDTV dimulai oleh
 Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI 
-nya Jepang) pada tahun 1968, kemudian diikuti oleh Masyarakat Eropa 
sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi kompetitor
 yang harus diperhitungkan. 
 Diperkirakan bahwa teknologi HDTV ini akan menjadi standar 
televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang 
sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh meramalkan bahwa pasar
dunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 billion dolar pertahun (tahun
2010). Untuk itu pada dekade tahun 1990 ini negara-negara maju telah
dan sedang berusaha agar bisa membuat teknologi tersebut sehingga
bisa menguasai pasar dunia (posisi strategis).
 Karena itu maka sekarang telah bermunculan berbagai standar,
yang satu sama lainnya saling berbeda. Yang menjadi persoalan 
sekarang adalah bagaimana sebaiknya bagi negara berkembang ?  

Sebelumnya marilah kita simak dulu pengertian dasar dari HDTV dan 
prasarat idealnya.

Apa itu HDTV ?

 HDTV dapat diartikan sebagai suatu sistem media komunikasi 
bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar 
(resolusi) yang sangat tinggi (hampir sama dengan kualitas film 35-mm)
 dan kualitas suaranya juga menyerupai CD (Compact Disk). Dalam hal
 ini teknologi pemrosesan sinyal dijital dan displai memberikan peran
 yang sangat penting. Diharapkan juga bahwa nantinya bisa melayani
 multi-bahasa dan multi media.

 Karena HDTV merupakan sistem komunikasi, maka seperti juga 
sistem komunikasi konvensional, untuk penyelenggaraannya memerlukan 
beberapa komponen dasar seperti pusat produksi (studio), 
pemroses/penyimpan. sistem transmisi dan pesawat penerima.  

Sistem Siaran Ideal
Untuk dapat menyelenggarakan sistem siaran HDTV baik secara nasional 
maupun global yang ideal, diperlukan beberapa kriteria antara lain 
sebagai berikut :
- Penggunaan sinyal standar yang sama (di dunia /dalam satu negara)
- Biaya pesawat penerima yang murah /terbeli oleh khalayak
- Kompatibel dengan sistem yang sudah ada 
- Bisa dihubungkan dengan media lain (multi-media)
- Dapat terjangkau secara meluas (aspek pemerataan)

Kompetisi Standar

Disamping aspek pasar yang menggiurkan, dalam sistem penyele-
nggaran HDTV yang global mempunyai dampak yang luas pada bidang 
budaya, sosial politik sampai pada pertahanan. Karena itu 
negara-negara maju telah berlomba agar sistem yang mereka kembangkan 
itu nantinya dapat dipakai sebagai standar dunia (global). 
 Standar yang telah masuk dalam agenda rapat CCIR( badan inter-
nasional yang menangani standarisasi sistem penyiaran), baru dua 
yaitu MUSE (Jepang) dan HD-MAC (Eropa). Sementara itu Amerika Serikat
yang diatur oleh FCC (Komisi Komunikasi) sedang ditegangkan untuk 
memutuskan satu standar dari masing-masing team (konsorsium) yang 
sedang berkompetisi.
 Karena kepentingan masing-masing negara yang berbeda-beda 
apakah CCIR bisa memutuskan pemakain standar yang tunggal ? Pengalaman
 dari sistem TV konvensional yaitu adanya PAL/SECAM di Eropa & ASEAN, 
NTSC di Amerika dan Jepang, rasanya sulit CCIR untuk bisa memutuskan 
pemakaian tunggal sistem penyiaran HDTV ini. 

 Disamping itu juga ada badan standarisasi dibawah ISO yaitu 
MPEG (Kompas 25 April 1993, penulis yang sama) yang menangani 
standarisasi pengkodean dan pemampatan sinyal gambar bergerak. 
Untuk sinyal gambar dengan ketajaman tinggi (HDTV), sampai saat ini
 belum ada kesepakatan dan direncanakan diselesaikan pada tahun 1995.

Negara Berkembang

 Setiap negara tentu saja menginginkan bahwa negaranya bisa maju
 dalam segala hal, termasuk teknologi HDTV. Bagi negara maju yang 
infrastrukurnya sudah lengkap yang menjadi masalah penerapan adalah 
kompetisi. 

 Namun demikian bagaimana dengan negara berkembang yang 
infrastrukturnya masih terbatas (lihat idealisasi sistem siaran diatas)
, apakah mau menciptakan standar sendiri ataukah mengikuti standar yang
 sedang dikembangkan oleh bangsa maju dan kapankah HDTV tersebut layak 
diterapkan?
 Karena tingkatan teknologi HDTV yang ada sudah demikian maju ,
kemungkinan membuat standar sinyal sendiri hanyalah membuang waktu
dan dana. Namun demikian kalau mengikuti standar lain harus bagaimanakah? 


 Alangkah bijaksananya kalau negara berkembang bisa mempelajari
 sistem HDTV ini baik dari segi produksi, transmisinya, pesawat 
penerima bahkan sampai industri pembuatan komponen-komponen tersebut.
Karena tanpa bisa memproduksi , negara tesebut akan selalu bergantung.

 Pertanyaan berikutnya lalu standar mana yang harus dipakai ?  
MUSE, HD-MAC atau ADTV-nya Amerika.
  Untuk menjawab pertanyaan ini dan sekaligus menyelesaikan 
persoalan-persoalan idealisai sistem penyiaran diatas kiranya  
diperlukan strategi dan pentahapan yang terpadu. Karena teknologi HDTV 
tidak semata-mata teknologi televisi saja, maka demi keterpaduan sebaiknya 
di dalam pengkajian , maupun pengembangannya dilakukan oleh beberapa
instansi dan industri yang terkait, seperti Telekomunikasi (TELKOM), 
Perguruan Tinggi, Pengkajian Teknologi (BPPT,LIPI), Industri elektronika
(INTI, LEN,National, Elektrindo) , Kementrian Industri dan Perdagangan 
(Indag), dsb-nya. 
  Sebagai contoh keterpaduan yang dilakukan di Jepang untuk 
pengembangan industri televisi yang dimulai dekade 50. Dengan dimotori
 oleh Pusat Riset dan Pengembangan NHK, Jepang memaksa industri-
industri dalam negeri (SONY, Matsuhita, dll) untuk bisa memproduksi 
Televisi dan komponen terkait dengan orientasi mula pasar dalam negeri.

  Dengan dilaksanakan siaran secara langsung melalui media televisi 
upacara pernikahan kaisar (emperor) Akihito pada tahun 1959, 
meledaklah industri televisi di Jepang .
  Akhirnya seperti kita ketahui dengan baik bahwa Jepang telah 
bisa merajai teknologi televisi dan pasar dunia. , bahkan telah 
berhasil menayangkan program HDTV 8 jam sehari (mulai 25 Nopember 1991).
  Yang menjadi harapan Jepang selanjutnya adalah bahwa pasaran 
Hi- Vison-nya (HDTV) akan meledak pada pernikahan mahkota berikutnya
Naruhito dengan Masako Owada pada bulan Juni ini. Namun ini masih
menjadi pertanyaan karena harganya masih mahal (1.0 juta yen), sehingga
sampai akhir Mei ini jumlah pesawat penerimanya baru sekitar 10.000.
Para peneliti Jepang sedang berusaha habis-habisan untuk bisa mengeffisien-
kan komponen IC-nya sehingga diharapkan harganya menjadi murah.

 Contoh lain adalah Korea Selatan, mereka tidak terburu-buru 
mengadakan penyelenggaraan-nya disaat standar belum mapan,
namun yang mereka kejar adalah bagaiamana memproduksi HDTV untuk bisa
di ekspor, sehingga mereka mengirimkan ahli-ahli-nya yang bisa membu-
at HDTV ke Jepang , Eropa, Amerika. Kegiatan ini adalah merupakan konsorsium
dari pemerintah dan industri-industri terkait seperti Golden Star, Samsung ,
Daewo, Korean Telocom dsb-nya. 

 Proyek pengembangan produksi HDTV di Korea ini dimulai sejak tahun 
1989, dengan biaya 100 milyar won, 60 prosen diantara-nya dikeluarkan dari
kocek pemerintah. Target yang mereka harapkan adalah, konfigurasi dasar
(prototipe) akan selesai dilaksanakan pada tahun 1993, sedangkan secara 
ambisius pada tahun 1995 nanti bisa membuat produksi secara masal.
 Kelihatannya sangat netral dan beralasan sekali ,saran seorang 
mantan peneliti dari NHK yang sekarang menjadi guru besar di salah 
satu perguruan tinggi di Jepang, yang menyatakan bahwa kalau negara 
berkembang ingin mengembangkan sistem siaran HDTV, maka yang perlu 
dibenahi dulu antara lain adalah , perbanyaklah ahli elektronika 
(pendidikan) dan yang terkait sehingga bisa membuat , menjalankan dan 
memasarkan industri elektronika secara mandiri. Menurut beliau kalau 
ini dikerjakan mulai sekarang dengan kerja keras (Gambate /bahasa 
Jepang), mudah-mudahan penyelenggaraan sistem siaran HDTV ini bisa 
 dilaksanakan dalam kurun 10 tahun yang akan datang.

Kamis, 19 Juni 2008

PuisiQ

Malaikatku


Kau datang menghadirkan cahaya

dalam gelapnya hidupku

Kau pancarkan sinarmu

Yang memberikan ketenangan

dalam batinku….


Kau tunjukkan jalan padaku

Saat aku kehilangan arah

Kau menuntunku

Saat aku tak bisa lagi berdiri

Kau ubah hidupku menjadi lebih bermakna

Dan kau memberikan kedamaian dalam hidupku


Malaikatku…….

Tak ada yang bisa aku lakukan

Untuk membalas kasihmu

Namun aku hanya bisa berdo’a untukmu

Semoga kau bahagia

Semoga kau dapatkan impianmu

Aku akan bahagia

Jikalau kau bahagia…


Malaikatku….

Janganlah pernah kau teteskan air matamu

Karena setiep tetesan air matamu

Adalah kesedihan bagiku

Dan…..

Aku akan selalu ada untukmu

Karena kau adalah

Cahayaku……..

Kamis, 05 Juni 2008

My Songs

Diantara Kalian - D’masiv

Ku akui ku sangat sangat menginginkan mu
Namun kusadari ku diantara kalian
Aku tak mengerti ini semua harus terjadi

Ku akui ku sangat sangat mengharapkan mu
Tapi kini ku sadar ku tak akan bisa
Aku tak mengerti ini semua harus terjadi

Reff:

Lupakan aku kembali padanya
Aku bukan siapa siapa untukmu
Ku cintaimu tak berarti bahwa ku harus milikimu slamanya

aaa…aaa…


Ku akui ku sangat menginginkan mu
Tapi kusadari ku diantara kalian
Aku tak mengerti ini semua harus terjadi

Back to Reff:



Rabu, 04 Juni 2008




Menyimpan magazin dengan film
Kamera Film atau motion picture camera dipakai untuk memotret gambar satu persatu dengan kecepatan yang teratur. Pemotretan yang dimaksud mempunyai prosedural sama dengan cara yang dilakukan oleh kamera still foto. Perbedaannya adalah pada hasil di mana foto dilihat sebagai barang cetakan tapi dalam bentuk proyeksi ke layar.Pemotretan dengan kecepatan teratur diberdayakan untuk proyeksi. Misalnya gambar bergerk normal jika dipotret sebanyak 24 gambar per detik. Jika kurang atau lebih kecepatannya yang didapat adalah gerak tak normal.Gambar yang diputar berurutan menghasilkan ilusi akibat kerja kamera yang pada prinsipnya berhubungan dengan persistence of vision dan intermittent movement.Pilih menu berikut untuk mengerti bagaimana prinsip kerja kamera film:A. Prinsip KerjaB. Intermittent MovementC. Persistence of VisionA. Prinsip KerjaPrinsip kerja kamera film itu dibangun oleh mekanisme yang disebut intermittent movement. Sebelumnya perlu dijelaskan beberapa pengertian menyangkut bagian dari mekanisme agar lebih mudah mengetahui prinsip kerja kamera film.Berikut adalah penjelasan tentang tentang:1. Shutter2. Claw, dan 3. Baterai1. Shutter Shutter kamera film berfungsi untuk menutup dan membuka lubang masuk cahaya ke film yang dihadapkan ke aperture atau camera gate.Karena fungsinya itu, shutter umumnya berbentuk busur berporos untuk melakukan rotasi. Karena itu disebut rotating disk dengan cut out 180 derajat.Pelaksanaan fungsi terjadi sewaktu berputar. Ketika membuka film dicahayai dan ketika menutup film berganti.Karena itu perlu dijelaskan fungsi komponen lain claw yang akan dijelaskan lebih lanjut. 2. Pull Down ClawClaw atau pull down claw berfungsi untuk menarik film dari dan ke camera gate. Proses kerjanya unik karena bekerja ketika shutter menutup sehingga film yang sudah dicahayai dan fil baru tidak terkena sinar.Film yang mendapat giliran dicahayai ditekan oleh pasak pengerat lalu mengendur ketika shutter menutup kemudian dikait oleh claw.Cara kerja pull down claw adalah mengait frame film pada sprocketnya seperti cara burung pelatuk.3. BateraiSumber daya yang menggerakkan kamera film adalah listrik yang diubah menjadi arus searah. Fungsi itu diambil alih baterai karena lebih mudah membawanya.B. Intermittent Movement Pengertian Intermittent Movement dibangun oleh diantaranya seperti dijelaskan dalam prinsip kerja tadi, dan:1. Frame2. Perforasi/Sprocket3. Magazin4. Loop, serta5. Pilot pin.1. FrameSifat intermittent movement berhubungan dengan framing yang dilakukan oleh aperture. Setiap kamera membuat frame sesuai ukurannya. Frame motion picture yang umum adalah 35 mm dan 16 mm. Untuk pemakainan khusus ada yang berukuran 8 mm dan 70 mm.2. Sprocket Sprocket atau perforasi adalah lubang-lubang di tepi frame yang berguna untuk sangkutan claw ketika bekerja menarik film.3. MagazinMagazin adalah tempat menyimpan film. Prinsipnya mengambil tugas darkroom. Film aman di dalamnya. Magazin memasok dan menyimpan film setelah dicahayai.4. LoopBila kita memasang film di proyektor, dianjurkan membuat loop agar tarikan film lentur. Nampaknya hal ini disebabkan ketika memasang film ke camera gate dengan cara yang sama. Jadi agar film lentur ditarik dari magazin maka looping mutlak berlakunya.5. Pilot PinPilot Pin atau registration pin adalah alat yang bertugas mengarahkan film yang akan dicahayai dengan bekerjasama dengan claw.Perlu diingat bahwa bila semua komponen yang disebut di atas dimiliki oleh semua jenis kamera, tapi untuk pilot pin hanya beberapa jenis saja yang menggunakannya. Pada dasarnya, tanpa pin, film akan bergerak menurut azas intermittent.Sayangnya bila ada kecerobohan ketika looping maka film tanpa pilot akan berputar terus sampai kusut.C. Persitence of VisionAkhirnya pengertian terhadap persistence of vision dibangun oleh sifat motion picture atau bioskop. Maksudnya, seperti menonton film, adapun gambar yang sampai di mata adalah gambar yang sudah tergulung di rel karena sudah tinggal kesan akibat diilusikan oleh proyeksi.Fenomena ini terjadi karena cepatnya frame berganti (1/50 detik) mengakibatnya memori lama yang tersimpan diotak belum hilang muncul memori baru sudah menggantikannya, sehingga persambungan frame tidak lagi dapat dilihat mata.Rumus fisika sesungguhnya adalah "persistence of vision with regard no moving object" atau sering disebut ilusi.Tak heran bila sering disebut istilah "tipuan mata" atau trick dalam pembuatan film yang pada dasarnya menciptakan kesan sesungguhnya padahal sudah berlalu.

Magazin adalah tempat menyimpan film. Prinsipnya mengambil tugas darkroom. Film aman di dalamnya. Magazin memasok dan menyimpan film setelah dicahayai.

Minggu, 04 Mei 2008

Cara Mengoperasikan Kamera MD 10000

1.Menu pada Kamera MD 10000 :
SETUP - 12 bit Audio
- ST
- ST2
Audio Out - Stereo
-
L
-
R
DISPLAY
- ON
- OFF
REMOT - OFF
- VCR
- VCR2
LCD Set

- Yes
-No
BASIC - Date/Time - OFF
-
D/T
-
DATE
LANGUAGE - English - China
- Jepang
- Arab
- Iran
-Español
ADVANCE - BLANK SEARCH
- REC SPEED
- REC STDBY
- REC DATA
- REPEAT PLAY

Langkah - langkah membersihkan Head Kamera :
a. masukkan kaset mini DV clean/head cleaning
b. Ubah setting kamera kedalam VCR
c. Bila telah direwind,lalu tekan tombol Play
d. Tunggu sampai proses cleaning selesai
e. Setelah proses cleaning selesai, keluarkan kaset cleaningnya
kamera siap digunakan

Zoom pada Kamera ada 2 yaitu :
- 500x Digital zoom
- 10x Optical zoom

Connector yg terhubung pada kamera MD 10000 :
- Port DV
- Port S Video
- Port kabel Video
- Port kabel Audio L & R
- Port Speaker Input
- Port Speaker Output

Langkah - langkah memasukkan kaset mini DV pada Kamera :
- Pastikan baterai terisi
- Buka Tempat Kaset mini DV
- Tunggu sampai tempat kaset naik dan terbuka
- Jika telah terbuka, masukkan kaset, tekan kesamping, tunggu sampai ke bawah
- Kemudian tutup





Jumat, 02 Mei 2008

AnTaRa CinTa & pErSaHaBaTan

Suatu Hari,,,Cinta & Kawan belanja di desa,,,,
Cinta tiba2 jatuh ke telaga,kenapa??
Karena Cinta itu buta...
Lalu Kawan ikut terjun ke telaga,kenapa??
Karena Kawan akan melakukan apapun demi Cinta....
Tapi,,,dalam telaga Cinta itu hilang,kenapa??
Karena Cinta rapuh,sangat mudah musnah....
Tapi,,,,Kawan masih bersikeras mencari & tetap menunggu,kenapa??
Karena Kawan setia,tak pernah berucap kata "BERPISAH"......

kAtA tAk bErSuArA

RUMUS KEBERHASILAN

Keberhasilan adalah
bertemunya angan - angan
dengan kenyataan.
Oleh karena itu,sesuaikanlah angan - anganmu
dengan kenyataan
yang ada pada dirimu
Niscaya
engkau dalam keberhasilan


LIBATKAN TUHAN

Apabila engkau gagal "melihat" sesuatu
dengan kedua matamu
maka
endapkanlah pikiranmu
dan pejamkanlah matamu.
Gunakan hatimu
Apabila tetap saja masih tak mampu
maka
kerahkanlah seluruh mata,
hati,
pikiran,
tangan,
dan badanmu
dan mintalah Tuhan untuk terlibat
dalam proyek pencarianmu itu.

Pu!s!Q

Tiada Mutiara Sebening Cinta
* Tiada mutiara sebening cinta
* Tiada sutra sehalus kasih sayang
* Tiada embun sesuci keikhlasan
* Tiada permata segemerlap kejujuran
* Tiada hubungan seindah persahabatan

** Ukiran kata mengandung makna
** Ungkapan hati selalu ada artinya
** Ketulusan hati tak dapat dibeli
** Kejujuran jarang terjadi
** Namun.....
** Kesetiaan seseorang selalu diuji

*** Secuil kasih membuat kita sayang
*** Seucap janji kita bisa percaya
*** Sekecil luka kita bisa kecewa
*** Semanis kata kita bisa terlena
*** Sebuah cinta selamanya bermakna
*** Seindah cinta harus dikenang
*** Dan...
*** Sebuah persahabatan akan tetap terabadikan

Senin, 28 April 2008

My Fr!eNdS

Glitter Photos
[Glitterfy.com - *Glitter Photos*]

SeSuAtU yG PaLiNg BeRhArGa Di DuNiA Adlh KeBErSaMaAn.....Dan BeRsaMa SaHaBat Adlh hal Yg pling Indah....ReALLy....???Sure!!

Senin, 24 Maret 2008

Camera Angle

CA merupakan teknik pengambilan dari sudut pandang tertentu untuk mengekspose adegan.

1. Bird Eye View
Adalah merekam gambar dari sudut atas obyek sehingga obyek terlihat dari bagian atas.

2. Frog Eye Level
Kebalikan dari High Angle / BEV yaitu mengambil gambar dari sudut bawah.

3. Eye Level / Profil Shot
Adalah Standar pengambilan gambar dg ketinggian relatif sedang artinya kamera memiliki ketinggian yg hampir sama dg obyek.

4. Artificial Shot
Artificial Shot dimaksudkan untuk memperindah shot sehingga lebih bernuansa seni.
AS biasanya digunakan untuk mengambil suasana alam terbuka.
Pembarian aksen dedaunan atau rumput di depan lensa mengesankan gambar terlihat dinamis.

5. Back Light Shot
Adalah pengambilan gambar yang dilakukan dg posisi kamera berhadapan secara frontal dg sumber cahaya didepannya shg memungkinkan terekamnya Siluet Talent.

Type of Shot

Type of Shot

> ECU ( Extreme Close Up )
Teknik pengambilan gambar dg framing Lebih memusat pada obyek / bagian tubuh yang
mendukung informasi dalam alur cerita.

> CU ( Close Up )
Adalah pengambilan gambar , dimana kamera berada dekat dengan subyek sehingga gambar yang dihasilkanmemenuhi "Frame".

> Medium Close Up
MCU adalah pengambilan gambar dg komposisi Framing subyek lebih jauh dari close up, tetapi lebih dekat dari medium shoot.

> Medium Shot
MS merupakan teknik merekam gambar kurang lebih setengah badan. Hal ini dimaksud untuk memperlihatkan detail subyek dan memberi ruang pandang.

> Full Shot
FS memungkinkan pengambilan gambar dilakukan pada subyek secara utuh dari kepala hingga kaki.

> Medium Long Shot ( MLS )
Framing kamera dg mengikutsertakan setting sbg bpendukung suasana.

> Long Shot
LS merupakan shot dengan ukuran framing yg memiliki ruang pandang lebih besar dari MLS

> ELS ( Extreme Long Shot )
Pengambilan gambar sbg artis / subyek hampir tidak terlihat. Disini setting ruang sangat berperan , dimaksudkanuntuk mempertegas atau membantu imajinasi ruang cerita.

Selasa, 04 Maret 2008

Tugas Bu Ari

1.3 Jenis-jenis Film

1.3.1 Film Dokumenter (Documentary Films)

Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere

bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-

an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat

film dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert

Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan

realitas (Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996, hal 72).

1.3.2 Film Cerita Pendek (Short Films)

Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara seperti

Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan juga Indonesia, film cerita pendek

dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang

untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh

para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin

berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang

mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok

ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi

1.3.3 Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)

Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film

yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya

Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata

berdurasi hingga 180 menit

1.4.1 Profil Perusahaan (Corporate Profile)

Film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan

yang mereka laku1.4.2 Iklan Televisi (TV Commercial)

Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk

announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara

eksplisit, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan

iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap

fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan

layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit.

kan, misal tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi

sebagai alat bantu presentasi atau promosi

1.4.3 Program Televisi (TV Programme)

Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program

televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan noncerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua

kelompok yakni fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series),

film televisi/FTV (populer lewat saluran televisi SCTV) dan film cerita pendek. Kelompok

nonfiksi menggarap aneka program pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari

daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV quis,

talkshow, dan liputan berita (news)

1.4.4 Video Klip (Music Video)

Video klip adalah sarana bagi produser music untuk memasarkan produknya lewat

medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV tahun 1981. Di

Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang mengiurkan

seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan

industri tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis

utama (core busines) mereka. Di Indonesia tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap

tahun.

1.4.5 Produksi Animasi

Bagian yang memiliki tugas membuat, mngolah, dan memperbanyak animasi(gambar bergerak 2D/3D)

Jumat, 22 Februari 2008

Tugas Posting Baterai Kamera


Detailed Video Camera Battery Pack DescriptionFeatures:
a) For Panasonic DV - P620 video cameras
b) 7.2V 2400mAh battery
c) With long usage life

Jumat, 15 Februari 2008

Tugas Pak Moko


  • Alimentare: DC 7.2 V/ 9.3 V
  • Consum: 6.7 W
  • Sistem Semnal : 1080 linii, 50 de campuri
  • Greutate neta: 340 g
  • Mediu de Stocare: SDHC / SD
  • Dimensiuni: 65 x 67 x 135 mm
  • Lentile:
  • 1/6'' CCD Senzorul de imagine
  • F1.8 (WIDE)/ F2.8 (TELE) Diafragma
  • Zoom Optic: 10x zoom cu viteza variabila
  • Distanta focala: 3.0 - 30.0 mm
  • Diametru filtru: 37 mm
  • Filmare: 42.9 - 429 mm (16:9)
  • Fotografiere: 42.9 - 429 mm (16:9)
  • Marca Lentile: Leica Dicomar
  • Camera:
  • Iluminare Minima: 5 Lux ( 1/25 low light mode) (1 Lux in modul Color Night View)
  • Iluminare standard: 1.400Lux
  • Focus: AF / Manual
  • Balans de alb: Auto / Interior / Exterior / Setare alb
  • Filmare: 1/25 - 1/8000 sec.
  • Fotografiere: 1/25 - 1/8000 sec.
  • Auto iris, 10x power zoom
  • Compensare iluminare din spate
  • Vizor electronic - nu
  • Monitor: 2.7'' ( 300K pixeli )
  • Microfon Stereo cu Zoom
  • Inregistrare Data: Auto
  • Stabilizator imagine: Advanced O.I.S.
  • Zoom digital: 25x - 700x
  • Blit: 1 m - 2.5 m (aprox.) In modul foto
  • Card:
  • Slot Card: SD/ SDHC
  • Fotografii digitale: JPEG Picture size: 1920 x 1080 [16:9] 2.1MEGA
  • Max 999 DPOF
  • PictBridge
  • Filmare:
  • Format: MPEG4-AVC/H.264 (AVCHD Standard)
  • HD: HG (13Mbps/CBR), HN (9Mbps/VBR), HE (6Mbps/VBR)
  • Dimensiuni Fotografie HG : 1920 x 1080, HN/HE : 1440 x1080
  • Sistem inregistrare audio: Dolby Digial (Dolby AC3) / 2 canale
  • Interfata:
  • Iesire AV
  • Iesire HDMI
  • S-Video: nu
  • Microphone: nu
  • Casca: nu
  • Hi-Speed USB (USB 2.0) (miniB)
  • Iesire component video
  • Accesorii standard:
  • Adaptor AC
  • Cablu AC
  • Cablu DC
  • Baterie Lithium - Ion
  • Cablu component video
  • AV Multi Cablu AudioVideo
  • USB Cablu PC
  • Telecomanda IR
  • Optional: Card Memorie SD
  • CD-ROM: HD Writer 2.0SE
  • Jumat, 08 Februari 2008

    Cara Mengirim Berita di Blogspot

    1. Masuk ke blog Anda
    2. Klik masuk yang ada di sebelah kanan atas
    3. Masukkan email dan password Anda
    4. Klik SIGN IN
    5. Klik Posting Baru
    6. Klik Mempublikasikan Posting