Jakarta - detikhot awal pekan ini melansir Rima Fakih menjadi muslim pertama yang menang Miss USA 2010. Pemilihan Miss USA dan juga Miss Universe, adalah dua momen yang tidak boleh saya lewatkan, tapi itu bukan karena paras cantik dan bodi aduhai.
Percaya atau tidak, saya punya cara pandang yang sama sekali berbeda terhadap ajang adu kecantikan itu. Ketika orang mengagumi paras, bodi aduhai, atau mungkin juga kecerdasan mereka, buat saya, itu semua tidak penting. Miss USA dan Miss Universe, buat saya hanya bermakna tunggal, POLITIK.
Menurut saya, Miss USA dan nanti dilanjutkan Miss Universe adalah cara paling sederhana untuk memahami garis-garis kebijakan politik Paman Sam. Miss USA adalah potret kebijakan politik dalam negeri, Miss Universe adalah potret kebijakan politik luar negeri. Itu semua untuk satu tahun ke depan setelah sang putri kecantikan terpilih.
Tidak percaya? Lebih baik kali ini Anda percaya. Mari kita mulai urai analisanya:
Komunikasi politik, adalah elemen paling penting dalam strategi politik di Amerika. Pencitraan menjadi senjata paling ampuh untuk menentukan baik buruknya sesuatu. Dan peran tunggal pencitraan diserahkan kepada MEDIA. Tentu sudah banyak Anda tahu betapa gurita media AS juga menjalankan tugas propaganda, terutama televisi.
Namun, yang belum banyak kita sadari, pesan tersembunyi banyak disusupkan dalam beraneka program televesi, dan itu bukan dalam berita. Percayalah, Gedung Putih sudah tahu gambar apa yang harus muncul di depan mata Anda. Mulai dari wajah orang sampai latar belakang. Semua bisa menanamkan pesan di benak anda.
Miss USA dan Miss Universe dalam 4 dekade terakhir, telah menjadi alat propaganda yang efektif. Gadis-gadis yang terpilih sebagai ratu kecantikan, jangan cuma dilihat sebagai individu. Mohon kiranya bisa melihat mereka dengan berbagai agenda politik yang bisa disimbolkan lewat daerah asal, etnisitas, bahkan nama mereka.
Terus terang biasanya saya langsung fokus dengan Miss Universe karena kebijakan politik luar negeri AS lebih menarik dan berdampak banyak dari pada urusan dalam negeri mereka. Sebelum saya memberikan contoh, ini dia prinsip paling dasar untuk menonton acara penobatan Miss Universe menurut saya:
1. Top 10 Finalis Miss Universe dipilih dari negara-negara yang mendapatkan apresiasi Gedung Putih untuk satu tahun yang sudah berlalu. Biasanya negara-negara yang tunduk pada tekanan AS, memberikan pintu lebar untuk masuknya perusahaan-perusaahaan asing, atau negara binaan AS yang harus mendapatkan publikasi.
2. Top 5 Finalis Miss Universe dipilih dari negara-negara yang akan menjadi fokus perhatian Gedung putih untuk tahun ini. Mereka akan menjadi target pendekatan karena kepemilikan minyak dan gas, beraneka bahan tambang, lokasinya penting secara geografis, atau negaranya penting untuk dijadikan sekutu.
3. Miss Universe dipilih dari satu negara yang menjadi negara fokus yang akan diberikan pencitraan oleh AS. Negara ini akan didekati habis-habisan, untuk mendukung kebijakan politik luar negeri AS.
OK! Sekarang saya mau ingatkan, pemilihan Miss Universe tidak bisa lepas dari situasi politik internasional, dan nasional untuk kasus Miss USA. Ayo kita masuk ke contoh, rumusannya kita buat begini: Situasi politik internasional dulu, baru kita lihat siapa Miss Universe-nya.
2004
George W Bush sudah empat tahun mengobarkan perang melawan terorisme, sebentar lagi Pilpres di AS dan Bush harus bertahan. Afghanistan sudah takluk dan ladang minyak sudah dibagi-bagi. 'Perang melawan terorisme' memasuki babak pre-emptive action dengan menyerbu Irak. Inggris yang jadi sekutu loyal, terus dihantam protes dalam negeri meminta tentara dipulangkan. AS butuh sekutu tambahan untuk dibujuk mengirim anak muda mereka untuk dikorbankan di Irak.
Miss Universe: Jennifer Hawkins dari Australia
2007
Kavling minyak di Irak juga sudah dibagi-bagi rata untuk para sponsor perang. Sekarang Bush ingin menghantam Ahmadinejad dari Iran. Namun setelah beberapa tahun, Ahmadinejad terus bertahan, sementara Kim Jong Il juga mulai jahil di Korea Utara. Bush menyebut mereka Evil Axis, Poros Setan. Sementara tinggal 1 tahun tersisa, Ahmadinejad tidak juga goyah. Bush memutuskan melepas Ahmadinejad dan memilih menahan Kim Jong Il. Butuh sekutu yang bertetangga dengan Korea Utara dan bisa dibujuk agar mengeluarkan kebijakan diplomasi keras untuk Korea Utara.
Miss Universe: Riyo Mori dari Jepang
2008-2009
Krisis ekonomi global sudah dirasakan dampaknya. Harga minyak membumbung tinggi. AS sedang berganti presiden. Irak rupanya tidak bisa jadi jaminan. Pembakaran ladang minyak sudah membuat mereka pusing, dan sudah ribuan tentara AS mati sia-sia. Situasi sulit untuk Bush (2008) dan Obama (2009). Untuk mengamankan perekonomian, siapapun harus bisa memegang minyak. Minyak yang aman ada di Amerika Latin. Bisa didapat tanpa perang, namun para kepala negaranya benci dengan AS, jadi perlu dibujuk.
Miss Universe: 2008 - Dayana Mendoza dan 2009 - Stefania Fernandez, keduanya dari Venezuela
Masih kurang buktinya? Ayo kita lihat untuk skala mikro: Miss USA. Kalau Miss USA ini untuk urusan politik internal Amerika saja.
2008
Tahun terakhir pemerintahan Bush. Popularitasnya terjun drastis. Publik sudah lelah dengan perang Irak. Krisis ekonomi merajalela. Pemerintah butuh dukungan dari kelompok lain di luar White-Anglo-Saxon-Protestant. Mereka harus diangkat-angkat biar mau mendukung pemerintah.
Miss USA: Crystle Stewart (Afro-American)
2010
Tahun kedua pemerintahan Obama. AS berusaha memperbaiki citra internasional akibat 10 tahun perang melawan terorisme. Obama yang keturunan Kenya, sempat menjadi Muslim, merasa punya modal untuk menyelamatkan muka USA di hadapan negara muslim. Obama pidato di Kairo memuji dialog Islam dan Barat. Bulan Juni nanti Obama akan ke Indonesia, negara Muslim terbesar. Sebelum ke Indonesia, harus ada kabar baik soal Islam di dalam negeri Amerika.
Miss USA: Rima Fakih (Muslim)
Jadi pasang mata baik-baik, dan kita bisa meraba sepak terjang Amerika dalam setahun ke depan. Bahkan bila data-data Anda sudah cukup, mungkin Anda bisa memprediksi pemenang tahun depan, atau bahkan menebak kapan Putri Indonesia juara Miss Universe.
Bagi saya, Putri Indonesia berpeluang masuk Top 10 tahun ini bersama Mesir. Soal juara Miss Universe, mungkin itu bergantung hasil kunjungan Obama ke Indonesia, bulan Juni mendatang.
*) Fitraya Ramadhanny adalah wartawan detikcom. Tulisan ini merupakan opini pribadi dan tidak mewakili pendapat perusahaan tempat penulis bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar